Kayu

Oleh: Ronaboi Surya

Seonggok kayu mengambang di lautan dengan arus yang tenang. Tidak lama kemudian, ia tiba di sebuah pulau kecil, sepi penghuni. Seorang pria tua di pulau itu berpikir untuk mengambil kayu itu dan menjadikannya sebagai kayu bakar untuk perapian rumahnya. "Hey pak tua, jangan sekali-kali kau berpikir bisa membakarku dan menghangatkan rumahmu yang tua seperti dirimu itu." Bentakan si kayu membuat si pria tua itu kesal dan kembali membuangnya ke laut. Kemudian kayu pun mengambang lagi untuk beberapa waktu lamanya, arus laut mulai sedikit lebih deras, namun si kayu masih dapat mengambang dengan baik. Tidak lama kemudian si kayu bertemu dengan nelayan dengan sampannya yang tampak usang. "Wah, kayu ini bisa mempercantik sampanku, aku akan mengambilnya." Namun si kayu menghardik si nelayan dan berkata "Hey, kau kira aku sudi disandingkan dengan kayu sampan busukmu?" Nelayan pun melepas kayu itu dan si kayu kembali mengambang dilautan. Arus semakin deras, dan tubuh kayu sudah mulai lapuk. Namun ia kembali menemukan pulau untuk kedua kalinya, kali ini pulau yang disinggahinya berupa kota pinggir laut yang indah dan jauh lebih besar dari pulau yang pertama. Seorang pekerja kontraktor mengambil kayu itu dan membawanya ke gedung megah yang sedang dibangunnya. Si kayu sangat senang karena berpikir akan menjadi bagian dari bangunan yang megah itu. Namun sang kontraktor menemukan bagian badan kayu yang lapuk dan langsung mengurungkan niatnya."Ah kayu usang, kau tidak akan cocok untuk aku kolaborasikan dengan kayu-kayuku yang indah" Maka kayu itu dibuang lagi ke laut dan ia kembali mengambang di lautan yang arusnya semakin deras. Badan si kayu pun sudah tidak bisa menahan arus ombak lautan, dan ia pun tenggelam ke dasar laut, dalam, dan tidak akan ditemukan siapapun lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat tulis

Menyembuhkan Diri dari Anxiety Disorder

Hang Out Pertama Teman Jiwa