Hang Out Pertama Teman Jiwa

Menyenangkannya Berbagi Keluh Kesah dengan Teman Sepenanggungan

 Pada hari Sabtu 16 September 2017 bertempat di Ruci's Join, coffee shop dikawasan Senopati, kami, Ronaboi, Indra, Hadin, dan Ravi melakukan diskusi TemanJiwa untuk yang pertama kalinya. 



(Sori din lau belum dateng kita uda foto-foto)

 Kami melakukan diskusi dengan pendekatan yang sangat santai dan lebih bersifat seperti nongkrong layaknya kaum millenials saat ini. Hal yang membedakan hanyalah kami memiliki satu concern yang sama dan sangat mendasar yaitu mental illness yang kami alami masing-masing. Jadi jika tongkrongan lain sibuk membicarakan apakah seeseorang yang berbeda gender dengan mereka di meja seberang itu ganteng/cantik, kami lebih fokus membicarakan apa yang kami alami, takutkan, dan herankan dalam kondisi mental yang saat ini sedang kami alami, walau sesekali kami pun masih terdistraksi dengan kaum hawa yang menawan dan lewat didepan kami hehe.
 Dari apa yang kami bicarakan pada petang itu, dapat kami asumsikan bahwa hubungan dengan keluarga adalah sebuah kunci seseorang akan mengalami suatu gangguan jiwa atau masalah kejiwaan dimasa yang akan datang. Saya tidak mengatakan bahwa keluarga kami bukan keluarga yang baik. TIDAK. Kami tidak mau meyalahkan orang lain, apalagi keluarga kami sendiri, atas apa yang kami alami saat ini. Apa yang ingin kami utarakan adalah adanya kesalahan dalam "hubungan" kami dengan keluarga. Mayoritas dari kami pernah menganggap bahwa kami merupakan outsider dalam keluarga. Padahal keluarga kami tidak merasa seperti itu disisi yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang kami alami dalam perjalanan kami tumbuh dan berkembang dari anak-anak, ABG, remaja muda, hingga fase sekarang, remaja TUA atau dewasa hehe. Mayoritas dari kami merasa bahwa hubungan didalam keluarga tidak sesuai dengan ekspektasi yang kami harapkan. Semisal, kami berharap bahwa ayah/ibu/saudara kami memiliki sifat yang lebih lembut atau flexibel terhadap kesalahan-kesalahan yang kami perbuat, namun ternyata kami dihajar baik secara fisik ataupun mental saat melakukan kesalahan tersebut. Hal ini menimbulkan kekecewaan-kekecewaan yang kami "tabung" sejak lama. Kami belum tahu, bahwa kecewa yang berkepanjangan dapat menjadi bom waktu menyeramkan disaat "meledak". 

Ronaboi Surya, 25 tahun

 Ronaboi menderita anxiety disorder semenjak 5 Desember 2015 dan Depresi di 16 Agustus 2017. Ia sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena merasa kecewa dengan kualitas hidup yang ia jalani dengan gangguan kecemasan yang harus ia alami tiap harinya.

Indra Mochdie, 24 tahun

 Indra, atau yang biasa dipanggil dengan Indro, merasa ada yang salah didalam dirinya saat ada rayuan dari dalam dirinya untuk melompat kebawah dari teras apartemennya, yang mana ia menjadi ketakutan hal itu akan benar menjadi kejadian.

Hadin Bramana, 24 tahun

 Hadin merasakan ada yang tidak beres dengan dirinya saat ia merasakan amarah yang sering memuncak dan tidak bisa dikontrol. Hal ini juga sempat membuatnya tidak bisa tidur selama kurang lebih 3 hari karena hati dan pikirannya tidak tenang.

 Kami selama ini tidak menyadari bahwa pikiran atau sugesti negatif yang berlalu lalang didalam pikiran dan hati kami bisa berdampak sangat buruk bagi kesehatan jiwa kami. Kami pun menyalahkan orang lain atas apa yang kami alami saat ini. Namun setelah pertemuan atau diskusi pertama TemanJiwa, kami, Ronaboi, Indro, dan Hadin, berjanji untuk memulai tiap hari dengan berpikir positif dan lebih mencintai diri kami sendiri tanpa pamrih. Kami juga berjanji untuk melepas rasa benci, kami rasa dendam yang ada didalam diri kami dan memaafkan setiap orang yang pernah melukai kami, baik secara fisik atau mental, dengan TANPA SYARAT. Suatu hal yang sangat sederhana namun sangat sulit. Semua ini kami lakukan demi diri kami sendiri, agar kami tidak terluka lebih jauh lagi karena rasa benci, amarah, dan kecewa. Dan yang terpenting kami berjanji untuk tidak berekspektasi orang lain harus sesuai dengan apa yang kami harapkan, agar kami terhindar dari rasa kecewa. Amin.

Kamis ini kami akan mengadakan pertemuan kami yang kedua. Semoga tiap harinya kesehatan mental kami semakin maju, bersama-sama, tidak ada satu orang pun yang tertinggal dibelakang. Tetap semangat, salam TemanJiwa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat tulis

Menyembuhkan Diri dari Anxiety Disorder